Pada hari Kamis, 4 Juli 2024, UIN Suska Riau menjadi saksi dari acara yang meriah dan penuh makna—Seminar Nasional dalam rangka memperingati Hari Tempe 2024. Dalam suasana yang hangat dan penuh antusiasme, Master of Ceremony Ibu Penti Suryani, SP., M.Si, memulai acara dengan pantun khas Bumi Melayu, yang menyambut para peserta dengan penuh semangat.
Seminar ini merupakan inisiatif penting yang diorganisir untuk menyoroti potensi tempe sebagai superfood yang sangat bergizi dan memiliki manfaat kesehatan yang besar bagi masyarakat. Ibu Siti Muslimatun, S.Tp., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Umum Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Forum Tempe Indonesia (FTI), menyampaikan sambutannya dengan mengajak semua pihak untuk bersatu dalam meningkatkan kesadaran tentang konsumsi tempe. Ia menekankan betapa pentingnya memperhatikan aspek sanitasi dalam industri pengolahan tempe agar dapat memenuhi standar higienis yang lebih tinggi.
Acara ini menarik perhatian berbagai pihak, termasuk Dr. Tahrir Aulawi, S.Pt., M.Si dari DPW FTI Riau, yang memberikan apresiasi atas dukungan semua pihak dalam pelaksanaan seminar ini. Diskusi yang berlangsung juga mencakup berbagai aspek, mulai dari ekonomi UMKM tempe di tingkat lokal hingga tantangan literasi masyarakat tentang manfaat tempe.
Para pembicara di seminar ini membawa perspektif yang bervariasi mengenai tempe. Ibu Endah Purnamasari, S.Pt., M.Si, Ph.D, membagikan wawasan mengenai tren konsumsi tempe di Eropa, menunjukkan bagaimana tempe mulai mendapatkan tempat di pasar internasional. Sementara itu, Dr. Kodarni, S.ST, M.Pd, CIIQA, menyoroti pentingnya edukasi masyarakat untuk mendorong peningkatan konsumsi tempe melalui media komunikasi yang efektif.
Sesi tanya jawab, yang dipandu oleh moderator Novfitri Syuryadi, S.Gz., M.Si, memberikan kesempatan kepada peserta untuk aktif berdiskusi. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul mencakup berbagai topik, termasuk cara mengedukasi generasi Z tentang pentingnya tempe, jenis bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tempe, dan inovasi dalam pengolahan tempe dengan penambahan bahan alami.
Sebagai penutup acara, Ibu Penti Suryani, SP., M.Si, kembali mengambil alih sebagai Master of Ceremony, menyampaikan harapan agar upaya kolektif yang dilakukan dalam seminar ini dapat memajukan industri UMKM tempe di Provinsi Riau. Ia juga menantikan kesempatan untuk mengajukan tempe sebagai warisan budaya non-benda ke UNESCO, yang diharapkan dapat memperkuat posisi tempe sebagai bagian integral dari pangan generasi emas Indonesia di masa depan.
Seminar ini bukan hanya sekadar platform untuk berdiskusi tetapi juga merupakan langkah konkret menuju visi Indonesia Emas 2045. Tempe diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam pola makan generasi mendatang, mengingat nilai gizinya yang tinggi dan manfaat kesehatan yang tidak tertandingi. Acara ini berhasil menegaskan komitmen bersama untuk menjadikan tempe sebagai superfood yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan kemajuan industri pangan nasional.