JAKARTA – BMKG, melalui Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengingatkan warga Sumatera Barat tentang potensi hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem yang dapat memicu banjir bandang dan bencana hidrometeorologi lainnya. Hujan deras yang melanda wilayah tersebut baru-baru ini menjadi perhatian khusus, karena dapat terus berlanjut hingga 22 Mei 2024.
Dalam konferensi pers yang diadakan secara daring pada Ahad (12/5/2024), Dwikorita menjelaskan bahwa banjir bandang yang terjadi sebelumnya disebabkan oleh hujan dengan intensitas sedang hingga lebat bahkan ekstrem. BMKG memprediksi curah hujan ini masih akan berlangsung dalam sepuluh hari ke depan.
“Hingga 13 Mei 2024, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih ada. Setelah itu, pada 14 Mei 2024, intensitas hujan diperkirakan akan menurun menjadi ringan. Namun, dari 15 hingga 17 Mei 2024, kami memprediksi curah hujan akan meningkat kembali,” jelas Dwikorita.
Menurutnya, potensi terjadinya bencana seperti banjir lahar hujan, galodo, atau longsor akan tetap tinggi hingga 17-20 Mei 2024. BMKG terus memantau kondisi cuaca dan memberikan peringatan dini untuk mengantisipasi potensi bahaya.
“Cuaca ekstrem ini disebabkan oleh sirkulasi siklonik yang mempengaruhi intensitas hujan. Kami memperkirakan dampaknya masih akan berlanjut hingga 22 Mei 2024. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca dan peringatan dini yang kami keluarkan setiap hari,” ujar Dwikorita.
BMKG juga memberikan rincian lebih lanjut tentang peringatan cuaca yang mencakup wilayah kecamatan tertentu, seperti Tanah Datar dan Agam. Peringatan ini mencakup informasi mengenai intensitas hujan dan waktu terjadinya, apakah siang, malam, atau dini hari.
Sebelum terjadinya banjir bandang, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tentang potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat petir dan angin kencang di wilayah Sumatera Barat. Peringatan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang cukup bagi masyarakat agar dapat menghindari lokasi-lokasi rawan bencana.
“Penting bagi masyarakat untuk mengetahui informasi peringatan dini ini dan segera menjauhi lokasi-lokasi yang berpotensi terkena bencana, seperti yang telah diidentifikasi oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). PVMBG juga menyediakan peta zona bahaya yang perlu dihindari, terutama saat terjadi hujan lebat atau intensitas hujan yang tinggi,” tambah Dwikorita.
Dengan adanya peringatan ini, BMKG berharap masyarakat dapat lebih waspada dan siap menghadapi potensi bencana. Memantau informasi cuaca secara berkala dan mengikuti saran serta peringatan yang diberikan merupakan langkah penting untuk melindungi diri dan keluarga dari dampak buruk cuaca ekstrem.
