Iran kembali menguatkan ancamannya terhadap Israel setelah kematian pemimpin tinggi Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran bulan lalu. Penjabat Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri Kani, dalam sebuah pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Iran pada hari Senin (12/8/2024), menegaskan bahwa negara tersebut berkomitmen untuk menghukum Israel dengan tindakan yang sah dan tegas.
Menurut Bagheri Kani, Iran akan merespons dengan langkah-langkah yang sesuai dengan hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia tidak memberikan rincian spesifik mengenai skala atau waktu dari tindakan balasan yang akan diambil. Namun, pernyataan ini menunjukkan bahwa Iran bertekad untuk menanggapi secara serius terhadap apa yang mereka anggap sebagai agresi.
Pernyataan ini disampaikan saat Bagheri Kani berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Belgia, Hadja Lahbib. Dalam percakapan tersebut, Bagheri menekankan bahwa respons Iran akan mencerminkan upaya untuk mempertahankan keamanan nasional, integritas teritorial, dan kedaulatan negara, serta mematuhi hukum internasional dan norma global.
Ancaman balas dendam ini menambah rangkaian pernyataan dari pejabat Iran yang sudah lama mengancam akan membalas kematian Ismail Haniyeh. Haniyeh tewas dalam sebuah serangan di wisma tamu di Teheran saat ia sedang berada di ibu kota Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian. Hingga kini, Israel belum mengonfirmasi atau membantah keterlibatannya dalam serangan tersebut.
Dengan situasi yang semakin tegang ini, masyarakat internasional memantau dengan cermat perkembangan berikutnya, karena ancaman balas dendam Iran bisa berdampak luas pada stabilitas kawasan. Keputusan Iran untuk menanggapi secara hukum dan tegas menunjukkan bahwa negara tersebut berkomitmen untuk membela kepentingannya dan menegakkan prinsip-prinsip internasional.
